w3Lc0me 4 my bL0g

hope my blog, can be useful for all, especially for connoisseurs of the scope of health ... I created this blog for the application of the knowledge I can in HEALTH SCIENCE HIGH SCHOOL "MADANI" - YOGYAKARTA

Sunday, February 6, 2011

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR HUKNAH RENDAH DAN HUKNAH TINGGI

SOP HUKNAH RENDAH DAN HUKNAH TINGGI



HUKNAH RENDAH DAN HUKNAH TINGGI



STANDARD OPERSIONAL PROSEDUR


PENGERTIAN
Memasukkan cairan melalui anus sampai ke kolon sigmoid (untuk huknah rendah) atau sampai kolon desenden (untuk huknah tinggi)
TUJUAN
  1. Merangsang peristaltic usus agar pasien bias buang air besar
  2. Mengosongkan usus sebagai persiapan tindakan operasi, colonoscopy
KEBIJAKAN
  1. Pasien obstipasi
  2. Akan dilakukan operasi
  3. Pemeriksaan diaknostik
PETUGAS
Perawat
PERALATAN
  1. Irigator lengkap dengan kanul dan slang
  2. Air hangat
    1. Bayi              : 150 – 250  cc
    2. Anak             : 250 – 350  cc
    3. Usia sekolah : 300 – 500  cc
    4. Remaja         : 500 – 700  cc
    5. Dewasa        : 750 – 1000 cc
  3. Standart
  4. Perlak dan pengalas
  5. Bengkok
  6. Pispot dan botol cebok
  7. Selimut mandi
  8. Tissue toilet
  9. Jelly
  10. Hand Schoen
PROSEDUR PELAKSANAAN
  1. Tahap PraInteraksi
    1. Melakukan pengecekan program terapi
    2. Mencuci tangan
    3. Menempatkan alat di dekat pasien
  2. Tahap Orientasi
    1. Memberikan salam dan menyapa nama pasien
    2. Menjelaskan tujuan  dan prosedur pelaksanaan
    3. Menanyakan persetujuan dan kesiapan pasien
  3. Tahap Kerja
    1. Menjaga privacy
    2. Mengatur posisi (miring kiri untuk huknah rendah, miring kanan untuk huknah tinggi)
    3. Meletakkan perlak dan pengalas dibawah bokong klien
    4. Mengganti selimut pasien dengan selimut mandi
    5. Meletakkan pispot dekat tempat tidur
    6. Menggantungkan irrigator yang telah diisi air hangat pada standart dengan ketinggian 50 cm (huknah rendah) atau 30 cm (huknah tinggi)
    7. Mengeluarkan udara dalam selang, kemudian menutup klem kembali
    8. Menggunakan hand schoen
    9. Membuka bokong hingga anus terlihat
    10. Mengoleskan jelly pada kanule rectal kemudian memasukkannya secara perlahan , mengarah ke Umbilicus, panjang insersi (D: 7,5 – 10 cm, A: 5 – 7,5 cm, B: 2,5 – 3,5 cm)
    11. Menginstruksikan pasien untuk tidak menahan masuknya kanul ke anus dengan cara menghembuskan nafas perlahan melalui mulut
    12. Membuka kran dan biarkan larutan masuk dengan perlahan
    13. Menutup kran bila air dalam irrigator habis atau bila pasien tidak dapat menahan untuk BAB
    14. Memegang pangkal kanule dengan tissue, tarik kanule dari anus
    15. Memasang pispot dibawah bokong pasien untuk BAB
    16. Membersihkan anus
    17. Merapikan pasien
  4. Tahap Terminasi
    1. Melakukan evaluasi hasil tindakan
    2. Berpamitan dengan klien
    3. Membereskan alat-alat dan kembalikan alat ketempat semula
    4. Mencuci tangan
    5. Mencatat kegiatan dalam lembar catatan perawatan

PENILAIAN PENCAPAIAN KOMPETENSI ASPEK KETRAMPILAN
HUKNAH RENDAH - TINGGI


No
ASPEK YANG DINILAI
BOBOT
NILAI
0
1
2
A
ALAT




1
Irigator lengkap dengankanule dan slang
1



2
Air hangat
1



3
Standart
1



4
Perlak dan pengalas
1



5
Bengkok
1



6
Pispot dan botol cebok
1



7
Selimut mandi
1



8
Tissue toilet
1



9
Jelly
1



10
Hand schoen
1



B
Tahap Pra Interaksi




1
Melakukan verifikasi program pengobatan klien
1



2
Mencuci tangan
1



3
Membawa alat di dekat pasien dengan benar
1



C
Tahap Orientasi




1
Memberikan salam dan menyapa nama pasien
1



2
Menjelaskan tujuan dan prosedur pelaksanaan
1



3
Menanyakan persetujuan dan kesiapan klien
1



D
Tahap kerja




1
Menjaga pivacy
1



2
Mengatur posisi (miring kiri untuk huknah rendah, miring kanan untuk huknah tinggi)
4



3
Meletakkan perlak dan pengalas dibawah bokong klien
1



4
Mengganti selimut pasien dengan selimut mandi
1



5
Meletakkan pispot dekat tempat tidur
1



6
Menggantungkan irrigator yang telah diisi air hangat pada standart dengan ketinggian 50 cm (huknah rendah) atau 30 cm (huknah tinggi)
4



7
Mengeluarkan udara dalam selang, kemudian menutup klem kembali
2



8
Menggunakan hand schoen
1



9
Membuka bokong hingga anus terlihat
1



10
Mengoleskan jelly pada kanule rectal kemudian memasukkannya secara perlahan , mengarah ke Umbilicus, panjang insersi (D: 7,5 – 10 cm, A: 5 – 7,5 cm, B: 2,5 – 3,5 cm)
4



11
Menginstruksikan pasien untuk tidak menahan masuknya kanul ke anus dengan cara menghembuskan nafas perlahan melalui mulut
2



12
Membuka kran dan biarkan larutan masuk dengan perlahan
2



13
Menutup kran bila air dalam irrigator habis atau bila pasien tidak dapat menahan untuk BAB
1



14
Memegang pangkal kanule dengan tissue, tarik kanule dari anus
1



15
Memasang pispot dibawah bokong pasien untuk BAB
2



16
Membersihkan anus
1



17
Merapikan pasien
1



E
Tahap Terminasi




1
Melakukan evaluasi hasil tindakan
1



2
Berpamitan dengan pasien
1



3
Merapikan  alat dan mengembalikan ke tempat semula
1



4
Mencuci tangan
1



5
Mencatat kegiatan dalam lembar catatan keperawatan
1




TOTAL
50



STANDAR OPERASIONAL PROSEDURE PEMASANGAN KATETER WANITA

SOP PEMASANGAN KATETER WANITA


PEMASANGAN KATETER WANITA
STANDARD OPERSIONAL PROSEDUR
PENGERTIAN Memasukkan selang karet atau plastic melalui uretra dan kedalam kandung kemih pada wanita
TUJUAN
  1. Menghilangkan distensi kandung kemih
  2. Mengosongkan kandung kemih secara lengkap
KEBIJAKAN
  1. Retensi urine
  2. Kesadaran menurun
  3. Incontinencia urine total
PETUGAS Perawat
PERALATAN
  1. Bak instrument steril berisis:
  2. Pinset anatomis
  3. Duk
  4. Kassa
  5. Kateter sesuai ukuran
  6. Sarung tangan steril 2 pasang
  7. Desinfektan dalam tempatnya
  8. Spuit 20 cc
  9. Pelumas
  10. Urine bag
  11. Plaster dan gunting
  12. Selimut mandi
  13. Perlak dan pengalas
  14. Bak berisis air hangat, waslap, sabun, handuk
  15. Bengkok
  16. Pispot
PROSEDUR PELAKSANAAN
  1. Tahap PraInteraksi
    1. Melakukan pengecekan program terapi
    2. Mencuci tangan
    3. Menyiapkan alat
  2. Tahap Orientasi
    1. Memberikan salam dan menyapa nama pasien
    2. Menjelaskan tujuan  dan prosedur pelaksanaan
    3. Menanyakan persetujuan dan kesiapan pasien
  3. Tahap Kerja
    1. Memasang sampiran dan menjaga privacy
    2. Mengatur posisi pasien dalam posisi dorcal recumbanent  dan melepaskan pakaian bawah
    3. Memasang perlak dan pengalas
    4. Memasang pispot dibawah bokong pasien
    5. Memakai sarung tangan
    6. Mencuci area perineal dengan sabun dan air hangat
    7. Mengganti sarung tangan steril, memasang duk steril
    8. Membersihkan vulva dengan air hangat
    9. Memberi pelumas 2,5 – 5 cm
    10. Memasukkan kateter perlahan-lahan sedalam 5 – 7,5 cm atau hingga urine keluar
    11. Menyambungkan kateter dengan urine bag
    12. Mengisis balon dengan Aquadest sesuai ukuran
    13. Memfiksasi kateter kearah paha
    14. Melepas duk, pengalas dan sarung tangan
  4. Tahap Terminasi
    1. Melakukan evaluasi tindakan yang baru dilakukan
    2. Merapikan pasien dan lingkungan
    3. Berpamitan dengan klien
    4. Membereskan alat-alat dan kembalikan alat ketempat semula
    5. Mencuci tangan
    6. Mencatat kegiatan dalam lembar catatan perawatan

PENILAIAN PENCAPAIAN KOMPETENSI ASPEK KETRAMPILAN
PEMASANGAN KATETER WANITA
No
ASPEK YANG DINILAI
BOBOT
NILAI
0
1
2
A
ALAT




1
Bak instrument steril berisis:
1



2
Pinset anatomis
0,5



3
Duk
0,5



4
Kassa
0,5



5
Kateter sesuai ukuran
0,5



6
Sarung tangan steril 2 pasang
1



7
Desinfektan dalam tempatnya
0,5



8
Spuit 20 cc
0,5



9
Pelumas
0,5



10
Urine bag
0,5



11
Plaster dan gunting
1



12
Selimut mandi
0,5



13
Perlak dan pengalas
0,5



14
Bak berisis air hangat, waslap, sabun, handuk
1



15
Bengkok
0,5



16
Pispot
0,5



B
Tahap Pra Interaksi




1
Melakukan Verifikasi data sebelumnya bila ada
1



2
Mencuci tangan
1



3
Membawa alat di dekat pasien dengan benar
2



C
Tahap Orientasi




1
Memberikan salam dan menyapa nama pasien
1



2
Menjelaskan tujuan dan prosedur pelaksanaan
2



3
Menanyakan persetujuan dan kesiapan klien
1



D
Tahap kerja




1
Memasang sampiran dan menjaga privacy
1



2
Mengatur posisi pasien dalam posisi dorcal recumbent dan melepaskan pakaian bawah
1



3
Memasang perlak dan pengalas
1



4
Memasang pispot dibawah bokong pasien
1



5
Memakai sarung tangan
2



6
Mencuci area perineal dengan sabun dan air hangat
2



7
Mengganti sarung tangan steril dan memasang duk steril
2



8
Membersihkan vulva dengan air hangat
3



9
Memberi pelumas 2,5 – 5 cm
3



10
Memasukkan kateter perlahan-lahan sedalam 5 – 7,5 cm atau hingga urine keluar
4



11
Menyambungkan kateter dengan urine bag
1



12
Mengisis balon dengan aquadest sesuai ukuran
1



13
Memfiksasi kateter kearah paha
2



14
Melepas duk, pengalas dan sarung tangan
2



E
Tahap Terminasi




1
Melakukan evaluasi hasil tindakan
1



2
Berpamitan dengan pasien
1



3
Merapikan  alat dan mengembalikan ke tempat semula
1



4
Mencuci tangan
1



5
Mencatat kegiatan dalam lembar catatan keperawatan
1




TOTAL
50



STANDAR OPERASIONAL PROSEDURE CUCI TANGAN BIASA dan CUCI TANGAN BEDAH (ANTISEPTIK)

SOP CUCI TANGAN (BIASA DAN ANTISEPTIK)



CUCI TANGAN (BIASA DAN ANTISEPTIK)



STANDAR
OPERASIONAL
PROSEDUR


PENGERTIAN
Menggosok tangan dari kotoran dengan sabun atau antiseptic dan dibilas dengan air mengalir
TUJUAN
  1. Menjaga kebersihan perorangan
  2. Mencegah terjadinya infeksi silang
KEBIJAKAN
Sebelum dan sesudah melakukan tindakan
PETUGAS
Perawat
PERALATAN
  1. Bak cuci dan air mengalir
  2. Sabun atau antiseptic
  3. Handuk atau pengering
PROSEDUR
PELAKSANAAN

  1. Tahap Pra Interaksi
    Kuku dalam keadaan pendek
  2. Tahap Kerja
    1. Melepaskan semua aksesoris pada tangan dan gulung lengan baju sampai siku
    2. Melakukan inspeksi tangan dan jari, adanya luka / sayatan
    3. Menjaga agar tangan dan pakaian tidak menyentuh wastafel (jika tangan menyentuh wastafel cuci tangan diulang)
    4. Mengalirkan air, hindari percikan pada pakaian
    5. Membasahi tangan dan lengan bawah, mempertahankannya lebih rendah dari siku
    6. Menaruh sedikit sabun / antiseptic (2 – 4 cc). Untuk sabun batang, pegang dan gosok sampai berbusa
    7. Menggosok kedua lengan dengan cepat, selama 10 – 15 detik
    8. Menggosok punggung tangan, sela-sela jari
    9. Menggosok sela-sela jari secara melingkar minimal 5 kali
    10. Menggosok ujung-ujung jari ke telapak tangan yang lain
    11. Membilas lengan dan tangan sampai bersih
    12. Menutup kran dengan siku. (Bila kran harus ditutup dengan tangan, cuci kran dengan sabun terlebih dahulu sebelum membilas tangan)
    13. Mengeringkan tangan dengan handuk atau pengering

PENILAIAN PENCAPAIAN KOMPETENSI ASPEK KETRAMPILAN
CUCI TANGAN BIASA dan ANTISEPTIK

No
ASPEK YANG DINILAI
BOBOT
NILAI
0
1
2
A
ALAT




1
Bak cuci dan air mengalir
2



2
Sabun atau antiseptic
4



3
Handuk atau pengering
2



B
Tahap Pra Interaksi





Kuku dalam keadaan pendek
2



C
Tahap Kerja




1
Melepaskan semua aksesoris pada tangan dan gulung lengan baju sampai siku
3



2
Melakukan inspeksi tangan dan jari, adanya luka / sayatan
2



3
Menjaga agar tangan dan pakaian tidak menyentuh wastafel (jika tangan menyentuh wastafel cuci tangan diulang)
3



4
Mengalirkan air, hindari percikan pada pakaian
2



5
Membasahi tangan dan lengan bawah, mempertahankannya lebih rendah dari siku
3



6
Menaruh sedikit sabun / antiseptic (2 – 4 cc). Untuk sabun batang, pegang dan gosok sampai berbusa
3



7
Menggosok kedua lengan dengan cepat, selama 10 – 15 detik
4



8
Menggosok punggung tangan, sela-sela jari
4



9
Menggosok sela-sela jari secara melingkar minimal 5 kali
4



10
Menggosok ujung-ujung jari ke telapak tangan yang lain
4



11
Membilas lengan dan tangan sampai bersih
4



12
Menutup kran dengan siku. (Bila kran harus ditutup dengan tangan, cuci kran dengan sabun terlebih dahulu sebelum membilas tangan)
2



13
Mengeringkan tangan dengan handuk atau pengering
2




TOTAL
50



STANDAR OPERASIONAL PROSEDURE

SOP PEMASANGAN INFUS


PEMASANGAN INFUS
STANDARD OPERSIONAL PROSEDUR
PENGERTIAN Pemasangan infus untuk memberikan obat/cairan melalui parenteral
TUJUAN Melaksanakan fungsi kolaborasi dengan dokter
KEBIJAKAN
  1. Pasien yang mendapatkan obat yang diberikan secara intra vena (I.V)
  2. Pasien dehidrasi untuk rehidrasi parenteral
PETUGAS Perawat
PERALATAN
  1. Sarung tangan 1 pasang
  2. Selang infus sesuai kebutuhan (makro drip atau mikro drip)
  3. Cairan parenteral sesuai program
  4. Jarum intra vena (ukuran sesuai)
  5. Kapas alkohol dalam kom (secukupnya)
  6. Desinfektan
  7. Torniquet/manset
  8. Perlak dan pengalas
  9. Bengkok 1 buah
  10. Plester / hypafix
  11. Kassa steril
  12. Penunjuk waktu
PROSEDUR PELAKSANAAN
  1. Tahap PraInteraksi
    1. Melakukan verifikasi data sebelumnya bila ada
    2. Mencuci tangan
    3. Menempatkan alat di dekat pasien dengan benar
  2. Tahap Orientasi
    1. Memberikan salam sebagai pendekatan terapeutik
    2. Menjelaskan tujuan  dan prosedur tindakan pada keluarga/pasien
    3. Menanyakan kesiapan klien sebelum kegiatan dilakukan
  3. Tahap Kerja
    1. Melakukan desinfeksi tutup botol cairan
    2. Menutup saluran infus (klem)
    3. Menusukkan saluran infus dengan benar
    4. Menggantung botol cairan pada standard infuse
    5. Mengisi tabung reservoir infus sesuai tanda
    6. Mengalirkan cairan hingga tidak ada udara dalam slang
    7. Mengatur posisi pasien dan pilih vena
    8. Memasang perlak dan alasnya
    9. Membebaskan daerah yang akan di insersi
    10. Meletakkan torniquet 5 cm proksimal yang akan ditusuk
    11. Memakai hand schoen
    12. Membersuhkan kulit dengan kapas alkohol (melingkar dari dalam keluar)
    13. Mempertahankan vena pada posisi stabil
    14. Memegang IV cateter dengan sudut 300
    15. Menusuk vena dengan lobang jarum menghadap keatas
    16. Memastikan IV cateter masik intra vena kemudian menarik Mandrin  +  0,5 cm
    17. Memasukkan IV cateter secara perlahan
    18. Menarik mandrin dan menyambungkan dengan selang infuse
    19. Melepaskan toniquet
    20. Mengalirkan cairan infuse
    21. Melakukan fiksasi IV cateter
    22. Memberi desinfeksi daerah tusukan dan menutup dengan kassa
    23. Mengatur tetesan sesuai program
  4. Tahap Terminasi
    1. Melakukan evaluasi tindakan
    2. Melakukan kontrak untuk kegiatan selanjutnya
    3. Berpamitan dengan klien
    4. Membereskan alat-alat
    5. Mencuci tangan
    6. Mencatat kegiatan dalam lembar catatan perawatan

PENILAIAN PENCAPAIAN KOMPETENSI ASPEK KETRAMPILAN
PEMASANGAN INFUS

No
ASPEK YANG DINILAI
BOBOT
NILAI
0
1
2
A
ALAT




1
Sarung tangan 1 pasang
1



2
Selang infus sesuai kebutuhan (makro drip atau mikro drip)
1



3
Cairan parenteral sesuai program
1



4
Jarum intra vena (ukuran sesuai)
1



5
Kapas alkohol dalam kom (secukupnya)
1



6
Desinfektan
1



7
Torniquet/manset
1



8
Perlak dan pengalas
1



9
Bengkok 1 buah
0,5



10
Plester / hypafix
0,5



11
Kassa steril
1



12
Penunjuk waktu
1



B
Tahap Pra Interaksi




1
Melakukan verifikasi program pengobatan klien
1



2
Mencuci tangan
1



3
Membawa alat di dekat pasien dengan benar
1



4
Menyiapkan obat sesuai prinsip
1



C
Tahap Orientasi




1
Memberikan salam sebagai pendekatan terapeutik
1



2
Menjelaskan tujuan dan prosedur tindakan pada keluarga/klien
1



3
Menanyakan kesiapan klien sebelum kegiatan dilakukan
1



D
Tahap kerja




1
Melakukan desinfeksi tutup botol cairan
1



2
Menutup saluran infus (klem)
1



3
Menusukkan saluran infus dengan benar
1



4
Menggantung botol cairan pada standard infus
1



5
Mengisi tabung reservoir infus sesuai tanda
1



6
Mengalirkan cairan hingga tidak ada udara dalam slang
1



7
Mengatur posisi pasien dan pilih vena
1



8
Memasang perlak dan alasny
1



9
Membebaskan daerah yang akan di insersi
1



10
Meletakkan torniquet 5 cm proksimal yang akan ditusuk
1



11
Memakai hand schoen
1



12
Membersuhkan kulit dengan kapas alkohol (melingkar dari dalam  keluar)
1



13
Mempertahankan vena pada posisi stabil
1



14
Memegang IV cateter dengan sudut 300
2



15
Menusuk vena dengan lobang jarum menghadap keatas
2



16
Memastikan IV cateter masik intra vena kemudian menarik mandrin  +  0,5 cm
2



17
Memasukkan IV cateter secara perlahan
2



18
Menarik mandrin dan menyambungkan dengan selang infus
2



19
Melepaskan toniquet
1



20
Mengalirkan cairan infus
1



21
Melakukan fiksasi IV cateter
1



22
Memberi desinfeksi daerah tusukan dan menutup dengan kassa
1



23
Mengatur tetesan sesuai program
1



E
Tahap Terminasi




1
Melakukan evaluasi tindakan
1



2
Berpamitan dengan klien
1



3
Membereskan  alat-alat
1



4
Mencuci tangan
1



5
Mencatat kegiatan dalam lembar catatan keperawatan
1




TOTAL
50



Makalah ketrampilan dasar praktik k;inik " pengambilan darah vena











MAKALAH  KETRAMPILAN  DASAR  KLINIK
PENGAMBILAN SPESIMEN   DARAH  VENA


DISUSUN  OLEH :
Kelompok  II
Relia Wati.AD                                       NIM : M10.02.0061
Nisa Uswatun H                                     NIM : M10.02.0056
Greta Nanda F. P                                  NIM : M10.02.0025
                          Gendrowati                                             NIM : M10.02.0024
Laura Mahesa U.S                                NIM : M10.02.0027
Marvella Ramadhani D                        NIM : M10.02.0029
Nur ‘Afifa                                              NIM : M10.02.0031
                          Nurannisa P                                            NIM : M10.02.0059
                          Salsabil Zatil A.A                                    NIM : M10.02.0064
                          Julia Istiqomah                                       NIM : M10.02.0054
PROGRAM STUDI DIII KEBIDANAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MADANI
YOGYAKARTA
2010  - 2011

                                       KATA  PENGANTAR

Alhamdulillah,  segala  puji  bagi  Allah  SWT  yang  telah  melimpahkan  rahmat,  hidayah, dan  karunia-NYA  yang tiada  ternilai  kepada  penyusun, shalawat  serta salam  selalu kita  panjatkan  kepada  Nabi  Muhammad  SAW da  para sahabatnya.
Penyusun  menyampaikan  banyak  terima  kasih kepada :
1.Bapak Direktur dan wakil  RSUD Dr. R. SOETIJONO  BLORA, beserta seluruh
jajaran yang terkait di dalamnya.
2.Para pembimbing CI lapangan  RSUD Dr.R.SOETIJONO BLORA.
3.Kepada seluruh Dosen pembimbing STIKes MADANI YOGYAKARTA.
4.Teman – teman serta semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang  telah membantu dalam penyusunan makalah ini.
Makalah ini kami susun berdasarkan rangkuman dari berbagai sumber yang berkaitan dengan tema pengambilan spesimen darah vena. Meskipun demikian makalah ini  jauh dari kata sempurna, oleh karena itu penyusun mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari bapak , ibu serta teman – teman, demi kesempurnaan makalah ini.



Blora,      Februari 2011



                                                                                      Penyusun

ii
                                                                                                                       


                                                                       
BAB 1
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Sekarang ini, banyak penyakit yang bertambah dan merajalela dalam kehidupan masyarakat. Akan tetapi, penyakit infeksi tetap menjadi primadona penyakit yang paling sering menyerang manusia.Penyakit infeksi yang ditimbul sering diakibatkan mikroorganisme yang bersifat patogen. Dalam pemeriksaan penyakit infeksi, biasanya dilakukan pemeriksaan fisik dan anamnese guna menemukan etiologi penyakit. Cara lain dalam menegakkan diagnosa guna menemukan mikroorganisme apa yang menjadi penyebab suatu penyakit adalah dengan cara pemeriksaan spesimen.Oleh karena itu, bagi orang yang berprofesi dalam bidang kesehatan, misalnya dokter, harus mengetahui dan memahami betul cara pengelolaan spesimen klinik. Saya, sebagai mahasiswi kedokteran, tentunya juga harus memahami betul cara pengelolaan/penanganan spesimen.Yang harus diperhatikan dalam hal pengelolaan spesimen adalah.
Adapun tujuan dari pemahaman cara pengelolaan spesimen tersebut adalah agar spesimen dapat memberikan hasil yang akurat dalam pemeriksaan secara makroskopis/mikroskopis dan spesimen tidak rusak dalam rentang waktu pengiriman ke laboratorium.
Salah satu hal paling penting yang mendasari cara pengelolaan spesimen yaitu harus diperhatikan tujuan pengambilan spesimen. Spesimen diambil apakah untuk pemeriksaan mikrobiologi/patologi klinik/patologi anatomi/parasitologi. Hal ini harus diperhatikan sebab prosedur pengelolaan spesimen pada setiap bidang pastilah berbeda. Misalnya, antikoagulan EDTA yang tidak boleh dipakai dalam pengawetan dalam proses penyimpanan darahàlaboratorium mikrobiologi sebab akan mematikan kuman yang akan diperiksa. Tetapi, antikoagulan EDTA digunakan dalam laboratorium patologi klinik.


1

Dalam makalah ini dipaparkan mulai dari cara pengambilan, penyimpanan sampai cara pengiriman spesimen klinik. Dimana, pada makalah ini ditekankan pada cara pengelolaan spesimen sputum, darah dan feses. Selain itu, juga dipilah antara prosedur penanganan spesimen klinik untuk dikirim ke laboratorium tertentu. Dimana, laboratorium tersebut terdiri dari laboratorium mikrobiologi, patologi klinik, patologi anatomi, dan parasitolog



TUJUAN

     Memahami dan dapat membedakan cara pengambilan, penyimpanan dan pengiriman spesimen klinik(khususnya sputum, darah dan feses) sesuai tujuan pemeriksaan dalam setiap departemen, diantaranya mikrobiologi/patologi klinik/patologi anatomi/parasitologi.
A.     Memahami dan dapat membedakan cara pengambilan, penyimpanan dan pengiriman spesimen sputum dalam bidang mikrobiologi dan patologi anatomi.
B.     Memahami dan dapat membedakan cara pengambilan, penyimpanan dan pengiriman spesimen darah dalam bidang mikrobiologi, patologi klinik dan parasitologi.
C.     Memahami dan dapat membedakan cara pengambilan, penyimpanan dan pengiriman spesimen feses dalam bidang mikrobiologi, patologi klinik dan parasitologi.
D.     Memahami tujuan pemeriksaan spesimen dalam bidang mikrobiologi, patologi klinik, patologi anatomi dan parasitologi.





2

BAB II
B    PEMBAHASAN
PEMERIKSAAN SPESIMEN DARAH  VENA
pemeriksaan darah merupakan pemeriksaan  dengan bahan atau spesimen darah,adapun pemeriksaan yang menggunakan spesimen darah adalah sebagai berikut:
Ø  Serum Glutamik Piruvit Transaminate /(SGPT)  Atau Alanin  Amoniotransferase
 Pemeriksaan ini di gunakan untuk mendeteksi adanya kerusakan Hepatoseluler Albumin
Digunakan untuk mengetahui  /mendeteksi kemampuan albumin yang disintesis oleh    hepar.Pemeriksaan ini di gunakan untuk menentukan adanya gangguan hepar seperti:serosis,luka bakar,gangguan ginjal atau kehilangan protein dalam jumlah banyak.
Ø  Asam urat
Dilakukan untuk mendeteksi penyakit pada ginjal,anemia asam folat,luka bakar dan kehamilan.Terjadinya peningkatan asam urat,dapat di indikasikan penyakit leukimia, kanker,eklamsia berat ,gagal ginjal,malnutrisi.
Ø  Bilirubin
Pemeriksaan Bilirubin di lakukan untuk mendeteksi kadar bilirubin.Pemeriksaan pada kadar Bilirubin Direct,dilakukan untuk mendeteksi adanya Ikterik Obstruktif,oleh karena batu atau neoplasma, hepatitis dan serosis.Pada Bilirubin Indirect,pemeriksaan dapat mendeteksi adanya anemia,malaria.
Ø  Estroge
Dilakukan untuk mendeteksi disfungsi ovarium,gejala menopause,dan pasca menopause,serta stres psikogenik.Peningkatan nilai ekstrogen dapat menunjukan indikasi adanya tumor ovarium,adanya kehamilan dan lainya.


3



Ø  Gas Darah Arteri
Di lakukan untuk mendeteksi adanya keseimbangan asam basa yang di sebabkan gangguan respiratorik atau gangguan metabolik.
Ø  Gula Darah Puasa
Dilakukan untuk mendeteksi adanya Diabetes atau Hipoglikemik.
Ø  Gula Darah Postprandial
Dilakukan untuk mendeteksi adanya diabetes atau Hipoglikemik,pemeriksaan ini di lakukan sesudah makan.
Ø  Gonadotropin Chorionik (HCG)
Dilakukan untuk menentukan adanya kehamilan,yang mana HCG dihasilkan oleh plasenta
Ø  Hematokrit
Dilakukan untuk mengukur konsentrasi sel-sel darah merah dalam darah.Pemeriksaan ini dapat mendeteksi  adanya anemia ,kehilangan darah,gagal ginjal kronis,serta defisiensi vitamin B dan C.Apabila terjadi peningkatan kadar hematokrit dapat di inikasikan adanya dehidrasi,asidosis,trauma,pembedahan dan lainya.
Ø  Hemoglobin
Dilakukan untuk mendeteksi adanya anemia dan penyakit ginjal.Penigkatan hemoglobin dapat menunjukan adanya dehidrasi,penyakit paru obstruksi menahun ,(PPOK),gagal jantung kongestif dan lainya,.


                                                            4
Ø  Trombosit
Dilakukan untuk mendeteksi adanya trombositopenia yang berhubungan dengan perdarahan dan trombosis yang menyebakan peningkatan pembekuan.Pemeriksaan lain yang menggunakan spesimen darah antara lain/:  pemeriksaan kadar elektrolit dalam darah,massa protombin,progesteron,prolaktin,serum keratinin,kortisol ,kolesterol.
CONTOH   TINDAKAN   KEPERAWATAN PEMERIKSAAN  SPESIMEN DARAH
 Nama pasien : Ny. N
Jenis kelamin : Perempuan
Umur            : 37 tahun
Alamat          : Ds. Ngawen RT/RW 02/04
Diagnosa       : GₒPₒAₒ dengan Kistoma Ovarii
Keluhan utama: Pasien datang dengan keluhan nyeri perut.
Tekanan darah: 120/80 mmhg
Suhu badan     : 36.4ᵒc
Denyut nadi    ; 70x/menit
Hasil pemeriksaan darah
WBC               8,5
RBC                4,53
HGB               12,4
HCT                38,2
MCV               84,3
MCH               27,4
MCHC                        32,5
5
Tindakan keperawatan atau terapi keperawatan :
Melakukan anamnesa
Mengobserfasi keluhan utama
Melakukan TTV
Keluhan umum baik
TD : 120/80
Terapi Keperawatan :
Memasang infus dengan cairan RL
Injeksi Vicillin
Injeksi Cefotaxime
Pemasangan kateter




Tujuan Umum:
Untuk memberikan terapi pada pasien, dan di harapkan setelah di lakukan perawatan selama 1x24 jam, kondisi pasien stabil seperti semula.
Tujuan Khusus:

Untuk mendeteksi variasi trombosit, monitor heparin, dan mendeteksi adanya defisiensi faktor pembekuan. Untuk mendeteksi kadar elektrolit dalam darah, masa protombin, progesterone, prolaktin, serum keratinin, kortisol, kolesterol.
6
Alat dan bahan
1.Spuit/disposible syringe.
2.Blood lancet
3.Tornikuet
4.Kapas alkohol
5.Bengkok
6.Wadah spesimen
7.Bahan anti koagulan
8. pengalas
 Cara Pengambilan  SPESIMEN DARAH VENA :
  
-       Biasanya diambil dari lipatan siku tangan.
Pada orang dewasa biasanya diambil dari vena median cubiti. Pada bayi, dapat digunakan vena jugularis superficialis atau sinus sagittalis superior.
-       Digunakan dalam pengambilan sampel darah dengan volume yang cukup banyak, misalnya, 10 ml.
·      Ikatkan torniquet pada lipatan siku atas, kemudian tangan dikepal.
·      Tentukan vena yang akan diambil darahnya.
7
·      Aseptikkan tempat pengambilan dengan povidone iodium 10%, biarkan mengering, lalu ulangi dengan alkohol 70%.\
·      Darah vena dipijat/dilonggarkan dengan tekanan ibu jari/telunjuk.
·      Tusukkan jarum < 1,25 inch dengan posisi 45° dengan lengan tangan.
·      Setelah tertusuk, jarum diturunkan ke posisi 30°
·      Bila menggunakan syringe, sedot darah perlahan sampai pada volume darah yang dibutuhkan.
7
Bila menggunakan jarum tanpa spuit, biarkan darah langsung mengalir ke media.(media transport/SPS 0,05%àmikrobiologi, antikoagulanàpatologi klinik, sediaan hapus darahàparasitologi)
·      Pengeluaran darah/punksià1 cc/menit.
·      Lepaskan torniquet, kemudian tumpat daerah pengambilan darah dengan kapas beralkohol 70%.
·      Tarik jarum perlahan-lahan, kemudian lengan ditekuk/dilipat supaya darah berhenti mengalir.
1.       Volume darah yang diambil:
10-20 mlàdewasa
1-5 mlàanak-anak
1-3 mlàbayi
2.         Kaca objek harus bersih
Dari debu dan lemak. Rendam dalam deterjen sebelum dicuci dalam air biasa. Yang kotoràbersihkan dulu dengna larutan campuran kalim-bikromat dalam air(4,9 g per 100 ml)+asam sulfat sama banyak.


8

Cara Penyimpanan Darah:
1.      Penyimpanan: < 24 jam pada suhu ruang.
2.      Bila tidak memungkinkan, gunakan media transport berupa Stuart medium, Amies medium. Media transport berguna sebagai antikomplemen(mencegah lisis sel) dan antifagositik(supaya kuman tidak menfagosit sel).
3.      Bila media transport tidak tersedia, gunakan antikoagulan SPS(Sodium Polianitol Sulfonat) 0,05%, jangan menggunakan antikoagulan lain karena dapat membunuh viabilitas bakteri.
Fungsi antikoagulan SPS:
-     Mengkoagulasi darah.
-    Menghambat pertumbuhan kuman.
-    Mencegah fagositosis.
-    Mencegah pengaktifan komplemen.

Cara Pengiriman Spesimen:

Baik spesimen yang dikirim dalam pot maupun wadah harus disertai dengan data/keterangan, baik mengenai kriteria spesimen maupun pasien. Ada 2 data yang harus disertakan, yaitu:


Data 1:

Botol dilabel dengan menempelkan label pada dinding luar pot. Proses direct labelling yang berisi data: nama, umur, jenis kelamin, jenis spesimen, jenis tes yang diminta dan tanggal pengambilan.

9
Data 2:
Formulir/kertas/buku yang berisi data keterangan klinis: dokter yang mengirim, riwayat anamnesis, riwayat pemberian antibiotik terakhir(minimal 3 hari harus dihentikan sebelum pengambilan spesimen), waktu pengambilan spesimen, dan keterangan lebih lanjut mengenai biodata pasien.


Jadi, data mengenai spesimen harus jelas: label dan formulir.
1.      Spesimen darah harus diperiksa dalam waktu < 1 jam setelah diambil.
2.      Bila tidak memungkinkan, gunakan ice pack.
3.      Pemeriksaan darah lengkapàyang memakai EDTA sebaiknya segera dilakukan karena eritrosit dapat membengkak dan trombosit dapat mengalami disintegrasi bila pemeriksaan terlalu lama ditunda.
Batas waktu penyimpanan darah EDTA
Jenis Pemeriksaan
Harus diperiksa dalam waktu kurang dari
Kadar hemoglobin
Stabil
Jumlah leukosit
2 jam
Jumlah eritrosit
6 jam
Nilai hematokrit
6 jam
Laju Endap Darah
2 jam
Jumlah trombosit
1 jam
Retikulosit
6 jam
Sediaan hapus
1 jam
(Sumber: Pemeriksaan Laboratorium Hematologi Sederhana FK UI:3)
4.      Dalam pemeriksaan AGDA, spuit harus dilumuri heparinàjarum dibengkokkan dan ditanam ke lilin untuk mencegah hilangnya oksigen/karbon dioksida dari sampel. Disimpan dalam termos es, dalam jangka waktu 10 menit harus dibawa ke laboratorium. Sebab, dapat terjadi perubahan tekanan gas.
5.      Dalam pemeriksaan haemorraghic, tampung dalam kaca silikon/plastik.

10

PENUTUP

KESIMPULAN

Dari pembahasaan di atas ,dapat kita ketahui bahwa,begitu pentingnya tindakan pemeriksaan spesimen darah.Karena dengan di adakanya pemriksaan spesimen darah,maka kita dapat mengetahui suatu penyakit.


KRITIK DAN SARAN
Demikian makalah ini kami susun,semoga dapat memberi manfaat dan tambahan ilmu pengatahuan kepada pembaca.Kritik dan saran sangat kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini.

EVALUASI  TINDAKAN
-  Tindakan di lakukan dengan baik dan benar.
-  Ada kerja sama antara petugas dengan pasien sehingga tindakan di lakukan secara efisien.
-  Kolaborasi dengan dokter.




11

DAFTAR PUSTAKA


www.Laboratorium kesehatan Blog.spot.com
www.Adelina perawat blog.spot.com
Mandbore wordpress.com/2o10
www.scribd.com school work















LEMBAR PENGESAHAN

Yang bertanda tangan dibawah ini menyetujui rencana kegiatan yang akan dilaksanakan oleh mahasiswi stikes madani yogyakarta, sebagaimana tersebut di bawah ini:

Nama Kegiatan
        : Presentasi ketrampilan klinik dasar I
Tempat
                  :
Alamat
                   : Jln.Dr. Sutomo No. 42  BLORA
Pelaksanaan            : 10 Februari 2011
Pelaksana                : Kelompok II
Jurusan                   : D-III Kebidanan



Laporan ini telah disahkan dan disetujui
Pada tanggal
    Februari 2011





Pembimbing CI Lapangan
,                                                             Ketua Penyusun,


  
Sri Hartutik,Amd.Keb                                                                                          Gendrowati                                                                                                                                                                                 
i


DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN…………………………………………………….……………...i
KATA PENGANTAR………………………………………………………………………...ii
BAB  I PENDAHULUAN…………………………………………………………………….1
A.    LATAR BELAKANG………………………………………………...…………...1
B.     TUJUAN……………………………………………………..……………………2
BAB II
A.    PEMBAHASAN………………………………………………………………………3
Pemeriksaan spesimen darah vena………………………………...…………………..3
Contoh tindakan keperawatan pengambilan spesimen darah vena…………………....5
Alat dan bahan…………………………………………………………………..…….7
Cara pengambilan spesimen darah vena…………………………………..…………..7
Cara penyimpanan darah……………………………………………………..……….9
Cara pengiriman spesimen…………………………………………….……………...9
B.     PENUTUP……………………………………………………………….…………..11
Kesimpulan…………………………………………………………….…………….11
Kritik dan saran…………………………………………………….………………...11
Evaluasi tindakan………………………………………………………………….…11
C.     DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………….……….12